Senin, 10 Agustus 2009

Psikolog: Pemuda Rentan Jadi 'Pengantin' Bom

Psikolog Rose Mini menyebutkan seseorang pada usia remaja dan labil mudah dipengaruhi untuk menjadi teroris. Fenomena perekrutan orang muda yang menjadi 'pengantin' untuk melakukan bom bunuh diri memperlihatkan kecenderungan itu.


Ia mencontohkan pemboman Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton Jakarta pada 17 Juli lalu. Dua orang pelaku bom bunuh diri adalah Dani Dwi Permana, 19 tahun dan Nana Ikhwan, 28 tahun. Mereka tergolong anak muda dan memiliki kematangan jiwa masih labil.

Menurut Rose Mini, masa remaja memang menjadi saat mencari identitas diri dan fase melepaskan diri dari campur tangan orang tua. "Seseorang akan mencari aturan nilai yang paling cocok dengan dirinya," kata dia kepada Tempo, kemarin. Pada proses identifikasi inilah seseorang mudah sekali dipengaruhi.

Rose lalu menyebutkan, pada masa mencari identitas, orang mudah sekali dipengaruhi oleh orang lain yang membuatnya kagum. "Atau dengan kata lain ada orang yang menjadi sosok pahlawan bagi dirinya," ujarnya.

Ia memaparkan seseorang dalam kondisi pencarian identitas dan labil butuh panutan. "Pada kasus Dani, peluang untuk mencari panutan sangat besar. Ditambah dengan kenyataan bahwa ayahnya dipenjara," kata dia.

"Orang yang dikagumi itu bisa dengan mudah memutar paradigma pemikiran seorang," kata Rose. Soal Nana, yang usianya sudah dewasa, Rose juga melihat hal yang sama. "Bisa saja pada usia tersebut, seseorang juga masih dalam pencarian identitas," ujarnya. "Bisa jadi, orang yang memberikan ajaran kepada Nana, dianggapnya memberikan masukan positif berupa pencerahan baginya," kata dia.

Sumber: tempointeraktif.com

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites