Sejumlah pengamat meragukan lelaki yang tewas dalam penggerebekan di Dusun Beji, Desa Kedu, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, adalah gembong teroris yang paling dicari, yaitu Noordin M Top. Namun, meski belum mengeluarkan pernyataan definitif tentang identitas lelaki itu, polisi meyakini dialah orang yang paling dicari selama ini. Keyakinan ini bukan tanpa alasan.
"Kami sudah mengintai orang itu selama satu minggu. Kami ikuti ke mana pun dia pergi. Kami potret, bahkan kami tahu dia itu makan di mana. Kami juga tahu dia sempat tidur di kuburan," ujar seorang sumber Kompas.com di kepolisian dalam perbincangan, Senin (10/8) pagi.
Menurut dia, Densus 88 mendapatkan jejak Noordin melalui pelacakan komunikasi elektronik. Selama ini, Noordin tidak pernah menggunakan telepon seluler. Komunikasi dilakukan oleh orang kepercayaannya.
"Kurir Noordin yang menjadi penghubung komunikasi adalah Arif (Indra Arif Hermawan). Arif (24) ditangkap lebih dulu sebelum polisi mengepung rumah di Temanggung," ungkapnya.
Seperti diberitakan, sebelum melakukan pengepungan di sebuah rumah di tengah sawah di Dusun Beji, polisi lebih dulu menangkap Arif dan Aris Susanto (31). Keduanya adalah kakak beradik, keponakan Mudjahri (69) pemilik rumah yang ditinggali Noordin.
Romi
Ia menceritakan, sebelum melakukan penangkapan, Densus 88 telah melakukan dokumentasi dan verifikasi tentang sosok lelaki itu kepada orang-orang yang pernah bertemu dengan Noordin M Top. Dalam pelariannya di Temanggung Noordin menggunakan nama samaran Romi.
Ia mengakui bahwa sosok lelaki itu memang terlihat berbeda dengan gambar Noordin yang disebarkan polisi. Lelaki itu terlihat lebih kurus, sementara gambar Noordin yang disebarkan dalam poster terlihat lebih gemuk.
"Kita harus ingat, foto Noordin yang disebarkan itu kan dibuat tahun 2000-an awal. Noordin sendiri selama bertahun-tahun dalam pelarian selalu mengubah penampilannya. Ini persis saat kita berhasil menewaskan Dr Azhari. Waktu itu, kita sempat sanksi kok Dr Azhari kurus sekali," ungkap dia.
Meski begitu, lanjutnya, untuk memastikan identitas lelaki itu, polisi tetap akan mengikuti prosedur identifikasi ilmiah, yaitu melakukan tes DNA.
Sumber: KOMPAS.com
0 komentar:
Posting Komentar