Wakil Ketua Komisi Hukum (Komisi III) DPR RI Soeripto mengatakan, tugas pemerintah dan desk antiteror ke depan adalah mengungkap peta kegiatan terorisme di Indonesia.
Tak hanya itu, benang merah antara aksi terorisme di dalam dan luar negeri juga harus diurai. Ia tak sepakat jika tewasnya Noordin M Top akan menghentikan aksi terorisme.
"Saya melihat potensi terorisme masih kuat sebelum aktor intelektual dan jaringannya terbongkar seluruhnya, apakah dengan Al Qaeda atau jaringan lain yang punya agenda politik atau pengacauan di Indonesia," ujar Soeripto, Sabtu (8/8) di Jakarta.
Dengan sejumlah aksi teror bom yang terus terjadi di Indonesia, ia juga melihat perlunya instansi atau otoritas khusus yang memiliki kewenangan lebih luas dibandingkan kepolisian untuk menangani terorisme. "Jadi tidak hanya memburu (teroris), tapi juga memetakan motivasi terorisme. Dalam rangka memburu, prestasi polisi bagus. Tapi, dalam rangka memetakan masih belum sukses," ujarnya.
Peta terorisme dinilai penting untuk mengetahui sisa-sisa jaringan teroris yang masih ada di Indonesia. Soeripto juga berpendapat, selama masih terdapat kesenjangan sosial, peluang terorisme terbuka lebar. Kesenjangan yang memunculkan kecemburuan sosial dinilainya menjadi pemicu bagi kelompok masyarakat yang frustrasi untuk dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok terorisme.
Sumber: KOMPAS.com
0 komentar:
Posting Komentar