Pihak kepolisian baru akan memberikan keterangan resmi atas penggerebekan sarang gembong teroris, Noordin M Top, pada Sabtu (8/8) sore nanti. Meski demikian, kabar yang beredar, Noordin diduga tewas dalam baku tembak dengan aparat kepolisian.
Wakil Ketua Komisi Hukum (Komisi III) Soeripto menyesalkan, apabila Noordin tewas. Ia mengatakan, tewasnya Noordin justru membuat pihak kepolisian tak bisa mengorek informasi dari warga negara Malaysia itu.
"Kalau sampai tewas, saya sesalkan sekali karena sampai sekarang kita tidak bisa membongkar chief officer-nya di Indonesia," kata Soeripto di Jakarta, hari ini.
Menurutnya, Dr Azhari—yang tewas saat digerebek tahun 2005—dan Noordin merupakan komandan pelaksanaan operasi pengeboman di Indonesia. Akan tetapi, kematian keduanya membuat polisi tidak bisa mengetahui siapa yang memerintahkan mereka melakukan serangkaian teror bom di Tanah Air.
"Oleh karena itu, pengungkapan terorisme di Indonesia diliputi kabut. Tidak jelas siapa aktor intelektual dan master mind-nya," ujar anggota Fraksi PKS ini.
Informasi yang dilansir sejumlah stasiun TV masih beragam. Ada yang mengatakan, Noordin tewas karena tembakan yang mengenai tubuhnya. Informasi lain, ia tewas setelah meledakkan bom yang dipasang di tubuhnya. Kesimpangsiuran informasi ini masih menunggu keterangan resmi pihak kepolisian.
Sumber: KOMPAS.com
0 komentar:
Posting Komentar