Meski sudah dikepung selama empat jam, teroris yang diduga jaringan Noor Din M. Top tak kunjung menyerah. Malah beberapa menit lalu terjadi baku tembak. Menurut saksi mata di Desa Beji, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, pukul 21.50 orang-orang yang ada di dalam rumah yang dikepung menembaki polisi sebanyak tiga kali. Detasemen Khusus 88 Antiteror lalu membalasnya dengan tembakan sebanyak tujuh kali dan lima kali.
Sumber polisi menyebutkan satu orang dari rumah yang dikepung itu tertembak. Dia mengalami luka tembak di kaki. Namun, belum dipastikan apakah orang tersebut diamankan atau belum.
Demikian saksi mata yang diwawancari oleh stasiun televisi Metro TV. Rumah yang dikepung ini adalah rumah Moh Zahri. Rumah ini terpencil. Di dekatnya cuma ada persawahan dan bukit kecil. Karena adanya baku tembak itu, polisi mengosongkan daerah tersebut hingga daerah sejauh 500 meter.
Pasukan Densus 88 ini datang dengan tiga mobil dan beberapa sepeda motor. Hingga malam, mereka mengepung rumah tersebut. Lampu mobil dinyalakan untuk menerangi persawahan di sisi timur rumah Moh Zahri.
Aksi pengepungan ini sempat memunculkan isu bahwa Noor Din M. Top, dalang teror bom di Indonesia, ada di rumah itu. Stasiun TV Al Jazeera malah memberitakan bahwa lelaki mirip Noor Din telah tertangkap. Di rumah itu selama ini ada enam orang yang tinggal di sana, yakni Moh Zahri, istrinya, tiga orang cucunya dan istri Tatag, menantunya. Tetangga setempat tak tahu bahwa di rumah itu juga dihuni oleh lelaki yang mirip dengan Noor Din.
Densus 88 dikabarkan melakukan pengepungan rumah itu setelah mereka menangkap dua lelaki bernama Indra (35) dan Aris (38) di Pasar Parakan Temanggung, Jawa Tengah (Jateng). Kedua orang ini konon sepupu pria bernama Tatag, yang sudah ditangkap Densus 88 Mabes Polri 3 tahun lalu.
Menurut Ketua RW setempat, Moh Khoil, Moh Zahri adalah sehari-hari bekerja sebagai petani dan guru SMP swasta di daerah itu. Moh Zahri telah tinggal di rumah itu sejak enam tahun lalu.
Sumber: tempointeraktif.com
0 komentar:
Posting Komentar