Selasa, 28 Juli 2009

Siasat Baru Teror Bom

Dia masuk ke Hotel JW Marriott, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, tanpa rikuh. "Mendatangi lokasi pemeriksaan, dengan muka tenang dan tampak biasa saja, tidak terlihat gugup," kata Alan Orlob, Vice President of Corporate Security Marriott International. Pada 15 Juli 2009 itu, dia memesan kamar standar 1808, US$140 semalam. "Tunai." Dia menyerahkan tanda pengenal yang tertera nama Nur Hasbi.


Dua hari kemudian, saat jam sarapan pagi di Hotel Ritz Carlton yang hanya sepelemparan batu dari Marriott, Orlob bertemu tamu pria menarik perhatiannya. Kepada resepsionis si pria mengatakan telah memesan kamar. "Dia menyebutkan nomor 2701," kata Orlob seperti dikutip The Malaysian Insider, Jumat 24 Juli 2009. Artinya itu berada di lantai 27. Padahal Ritz Carlton cuma 26 tingkat.

Resepsionis lalu mencoba mencocokan nomor kamarnya ke komputer hotel. Orlob melihat pria itu menggoyangkan kakinya. Dia tampak berpikir. "Dia lalu mengatakan, tidak.. tidak. Saya akan menemui teman saya, dan sarapan di sini. Kami akan membayar tunai," kata Orlob, menirukan ucapannya. Dia pun menuju restoran.

Tak berapa lama, terdengar ledakan keras berasal dari Pub Tentakel, lobi Hotel JW Marriott, pukul 07.47. Berselang sepuluh menit, ledakan menggelegar di Restoran Airlangga, Hotel Ritz-Carlton. Penghuni di dua hotel panik bukan kepalang. Warga Selandia Baru, Matthew Webster, yang menginap di Hotel Marriott, mengatakan, saat ledakan dia berada di lobi hotel.

Dia mendengar ledakan keras. Puing-puing dan kaca-kaca berjatuhan dari langit-langit, dan tembok. "Ada asap biru datang dari sebelah kiri lobi dan juga dari hotel," katanya kepada wartawan dari Australia, Jumat 17 Juli 2009. Webster tersadar. Dia melihat seorang pria berjalan sempoyongan menuju ke jalan. Dia mengaku tak tahu nasib pria itu, sudah meninggal atau masih hidup.

Di Hotel Ritz Carlton kondisinya tak jauh beda. Pegawai bagian dapur Hotel Ritz Carlton, Tom Warden, mengatakan ledakan terjadi saat para staf dapur mempersiapkan sarapan. "Tiba-tiba orang-orang di lift berkata panik, harus segera keluar dari sini," kata Warden.

Ketika dia membuka pintu, lobi hotel penuh asap. Pekerja di Ritz Carlton dan tamu-tamu hotel berlarian ke jalan depan hotel. Mereka berhamburan keluar. Belakangan diketahui sembilan tewas, 55 luka. Salah seorang korban tewas dalam insiden bom ini adalah Presiden Direktur PT Holcim Indonesia Tbk, Timothy Mackay.(VIVAnews.com)


0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites