Kamis, 30 Juli 2009

Jejak Perangkai Bunga di Balik Ledakan Bom

Sosok florist Ibrohim yang menghilang makin diduga kuat terlibat peledakan bom di Hotel JW Marriott dan The Ritz-Carlton. Dugaan yang menguat ini diperoleh polisi setelah menggelar rapat analisis dan evaluasi (anev) di Hotel JW Marriott, Senin siang lalu. Rapat ini membahas presentasi dari Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri dan pihak sekuriti hotel. Dari temuan di tempat kejadian perkara (TKP) yang disisir sepanjang pekan lalu sampai rekaman CCTV yang diputar berulang-ulang. ''Di situ ditampilkan semua rekaman CCTV hotel, termasuk surat pengunduran diri Ibrohim dari Cynthia Florist,'' ujar sumber Gatra.


Polisi juga menelusuri lalu lintas telepon seluler yang digunakan Boim. Diketahui, pada Jumat nahas itu Boim datang pagi banget, pukul 05.00. Lelaki 37 tahun ini diduga memasukkan pengebom yang beraksi di The Ritz-Carlton melalui staff entrance pada pukul 07.00. Sebagai penata bunga yang sudah empat tahun dipekerjakan di The Ritz-Carlton, Boim dapat leluasa keluar-masuk hotel jaringan Amerika milik konglomerat properti Tan Kian itu.

Diduga pula, Boim membantu menyelundupkan bahan peledak dan rangkaiannya ke dalam hotel secara bertahap. Sejak awal kejadian, polisi telah menyimpulkan bahwa aksi terorisme itu dibantu orang dalam. Menjelang bom meledak, Boim sempat mengirim pesan singkat (SMS) kepada Manajer Cynthia Florist, Andriana Rosina.

Pesan singkat itu dikirim pada pukul 07.40, atau sekitar tujuh menit sebelum bom menghancurkan JW Lounge di Hotel JW Marriott, sebagaimana terekam dalam tanda waktu pada CCTV hotel. Intinya, Boim mau pulang dan minta digantikan florist bernama Hasan. ''Ros, gw plg. p hasan suruh msk. gw dpt gawean baru,'' begitu bunyi pesan singkat yang dikirim Boim melalui telepon selulernya bernomor 0812 893 35xxx.

Boim sempat pula meninggalkan surat pengunduran diri yang terkesan sekaligus sebagai ''wasiat''-nya. Dalam surat yang ditemukan rekan kerjanya itu, Boim juga menulis bahwa bila ada utang yang belum terbayar, ia meminta kantor memotong dari uang gajinya. Menurut beberapa temannya, Boim memang suka ngebon di tempatnya bekerja. Tapi Sucihani menegaskan bahwa suaminya tidak punya utang, juga tidak meninggalkan wasiat.

Sebelum menggelar anev, polisi melakukan pra-rekonstruksi seputar peristiwa pengeboman di Hotel JW Marriott dan The Ritz-Carlton. Wartawan Gatra Jefita Valianti melaporkan, acara tertutup yang dijaga ketat polisi dan petugas keamanan hotel ini sifatnya hanya ''mengaktualisasikan'' cuplikan peristiwa yang terekam dalam kamera CCTV hotel, termasuk keterangan sejumlah saksi.

Kakak kandung Boim, Abdullah Syukri, mengatakan bahwa adiknya itu bukan sosok pendiam, melainkan gemar pula bercanda. Soal ibadah, diakuinya bahwa Boim sangat taat. Tapi ia keberatan jika ketaatan ibadah itu dikait-kaitkan dengan terorisme atau perilaku radikal. ''Saya juga bingung dengan stigma itu,'' ujar Abdullah Syukri, yang meragukan adiknya terlibat pengeboman.

Atas pemberitaan yang memojokkan Boim, Abdullah Syukri mengaku prihatin sekaligus pasrah. Dia pun menyatakan bersedia membantu polisi. ''Kalau kami tahu di mana dia, akan kami kasihtahu. Kami ingin masalah ini cepat selesai,'' katanya serius. Sejauh mana dugaan keterlibatan Ibrohim alias Boim?

Sumber: gatra.com

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites