Kamis, 30 Juli 2009

Klaim Noor Din di Blog Diragukan

Sejumlah kalangan ragu terhadap klaim pengakuan pelaku peledakan bom di JW Marriott dan Ritz-Carlton yang dilansir lewat blog. Blog yang beralamat di http://mediaislam-bushro.blogspot.com/ itu memuat keterangan resmi dari Amir Tandzim Al-Qaidah Indonesia, Noor Din M. Top. Mereka mengaku bom itu hasil kerja mereka.


Keraguan itu antara lain diungkapkan oleh mantan Mantiqi Jamaah Islamiyah, Nasir Abbas, semalam. "Tulisan di situ berbeda dibanding surat-surat dari dia yang disita sebelumnya," ujar Nasir.

Klaim tersebut dikirim terakhir pada 26 Juli pukul 22.02 WIB. Sebelumnya, posting yang sama juga dipublikasikan pada 18 Juli 2009, sehari setelah ledakan di Marriott dan Ritz, dengan alamat http://bushro2.bblogspot.com/.

Namun, klaim ini diragukan oleh Nasir. Mereka menyoroti banyaknya kesalahan penulisan dalam situs tersebut. Kesalahan pertama, menurut Nasir, adalah penulisan nama “Nur Din” yang terpisah, sementara dalam surat-surat sebelumnya kata Noordin ditulis tersambung. Selain itu, Nasir melanjutkan, banyak ejaan yang salah.

"Noor Din orang yang pintar. Sementara ejaan-ejaan tulisan itu banyak yang tidak tepat, misalnya penulisan Hotel Rizt Calrton (seharusnya Ritz-Carlton)," kata Nasir. "Apalagi penulisan dalam bahasa Inggris, dia nggak mungkin salah."

Melacak siapa pemilik blog tersebut bisa susah-susah gampang. Bila pemiliknya amatir, akan mudah dilacak. Caranya, meminta daftar IP address yang mengunggah naskah tersebut ke pengelola situs Blogspot.com, yakni Google. IP address adalah alamat komputer pengakses (bisa diketahui dari negara mana, bahkan dari komputer yang mana: komputer pribadi, warnet, atau komputer milik penyedia jasa Internet, seperti Telkom atau Indosat). Dari alamat ini bisa dilacak nomor telepon dan alamat pengakses.

Itu bila penulis blognya kelas amatir. Bila pintar, ia bisa menyembunyikan IP address itu dengan memakai alamat palsu atau biasa disebut IP anonymous. Contohnya, bila dia dari Indonesia, dia bisa saja memakai alamat IP dari Rusia untuk mengaburkannya. "Namun, cara ini pun bukan berarti tidak bisa dilacak," kata Roy Suryo, pengamat telematika. "Situs itu palsu, cuma memancing di air keruh."

Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Soelistyo Ishak kemarin menyatakan, "Kami tidak akan terkecoh dengan pengakuan yang belum pasti itu, dan akan meneliti hingga dapat membuktikan kebenaran situs tersebut.”

Sumber: TEMPO Interaktif

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites