Liputan6.com, Mexico City: Badan Kesehatan Dunia (WHO) kembali menaikkan level peringatan bahaya terhadap penyakit flu babi, dari level empat ke level lima, Kamis (30/4). Artinya virus itu telah menyebar dari manusia ke manusia, dan terjadi setidaknya di dua negara. Sedangkan level paling berbahaya adalah level enam, yaitu jika terjadi pandemi global.
Penyakit flu babi memang terus meluas dan menelan korban jiwa. Di Meksiko, negara asal penyakit ini, korban tewas telah mencapai 159 jiwa. Sedangkan jumlah penderita nyaris menembus angka 2.500 orang.
Sementara di Houston, Texas, Amerika Serikat, seorang anak berusia dua tahun yang positif menderita flu babi akhirnya meninggal. Ini merupakan korban pertama flu babi di AS. Para ahli kini sedang melakukan rangkaian tes penyebab dan perkembangan virus. Dipastikan korban sebelumnya sempat berkunjung ke Meksiko. Ketika dirawat, ia sama sekali tidak mengadakan kontak dengan pasien lain.
Anak ini merupakan satu dari 16 kasus positif flu babi di Texas. Belum lagi kasus lain di sejumlah kota di AS. Karena begitu mengkhawatirkan muncul wacana untuk menutup perbatasan AS-Meksiko. Namun sejauh ini ide itu ditepis oleh Presiden AS Barack Obama.
Tak hanya di AS, kasus positif flu babi juga ditemukan di Eropa. Setelah Inggris dan Spanyol, giliran pemerintah Jerman melaporkan adanya penyebaran virus H1N1 di negara mereka.
Kini, setiap negara harus segera mengaktifkan rencana penanganan darurat pandemi. WHO menyerukan agar mewaspadai penyebaran penyakit mirip flu dan radang paru-paru berat. Selain itu, persiapkan obat antiviral dan penanganan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.(TES/Tim Liputan 6 SCTV)
0 komentar:
Posting Komentar